Reaksi-reaksi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup terjadi secara optimal pada suhu 27°C (suhu ruang), misalnya pada tubuh tumbuhan; atau pada suhu 37°C, misalnya di dalam tubuh hewan berdarah panas. Pada suhu tersebut proses oksidasi akan berjalan lambat. Agar reaksi-reaksi berjalan lebih cepat diperlukan katalisator. Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Katalisator di dalam sel makhluk hidup disebut biokatalisator atau enzim.
Enzim merupakan pengatur suatu reaksi. Berikut ini adalah contoh reaksi yang diatur oleh enzim:
Bahan tempat enzim bekerja disebut substrat. Dalam contoh reaksi di atas substratnya adalah maltosa. Bahan baru atau materi yang dibentuk sebagai hasil reaksi disebut produk. Dalam contoh reaksi di atas hanya ada 1 produk yaitu glukosa. Enzim yang mengkatalisis reaksi tersebut adalah maltase.
Reaksi tersebut dapat berlangsung ke arah sebaliknya. Dengan kata lain, reaksinya dua arah (reversibel), yaitu maltosa dapat berubah menjadi glukosa atau glukosa menjadi maltosa. Enzim bekerja di kedua reaksi tersebut. Jika terdapat maltosa lebih banyak daripada glukosa, reaksi berlangsung darikiri ke kanan. Sebaliknya jika glukosa terdapat lebih banyak dari pada glukosa, reaksi berlangsung dari kanan ke kiri.
- Susunan Enzim
- Bagian protein disebut apoenzim. Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan Keasaman (pH).
- Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik. Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor. misalnya besi tembaga, seng. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa organik kompleks disebut koenzim misalnya NADH, FADH, koenzim A dan vitamin B.
- Ciri-ciri Enzim
- Merupakan Protein
Enzim adalah suatu protein. Dengan demikian sifat-sifat enzim sama dengan protein, yaitu meng¬gumpal pada suhu tinggi dan terpengaruh oleh pH. - Bekerja secara khusus
Enzim bekerja secara khusus, artinya enzim ter-tentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu, tidak dapat mempengaruhi reaksi lainnya. - Dapat digunakan
berulang kali
Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat reaksi. Akan tetapi molekul enzim kadang rusak dan harus diganti. - Rusak oleh panas
Enzim rusak oleh panas karena enzim adalah suatu protein. Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi. Kebanyakan enzim rusak pada suhu di atas 50° C. Jika telah rusak, enzim tidak dapat berfungsi lagi walaupun pada suhu normal.
5. Diperlukan
dalam jumlah sedikit
Oleh karena enzim berfungsi sebagai pemercepat reaksi sedangkan dia sendiri tidak ikut bereaksi, maka jumlahnya tidak perlu banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, selama enzim itu sendiri tidak rusak.
Oleh karena enzim berfungsi sebagai pemercepat reaksi sedangkan dia sendiri tidak ikut bereaksi, maka jumlahnya tidak perlu banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, selama enzim itu sendiri tidak rusak.
6. Dapat
bekerja bolak-balik
Umumnya, enzim dapat bekerja secara bolak¬balik. Artinya, suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu persenyawaan menjadi persenyawaan-persenya¬waan lain, dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun persenyawaan-persenyawaan itu menjadi
Umumnya, enzim dapat bekerja secara bolak¬balik. Artinya, suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu persenyawaan menjadi persenyawaan-persenya¬waan lain, dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun persenyawaan-persenyawaan itu menjadi
7. Kerja
enzim dipengaruhi lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh pada kerja
enzim adalah suhu, pH, hasil akhir dan zat penghambat:
·
Suhu: Enzim bekerja opotimal pada suhu 30
derajat Celcius atau pada suhu tubuh, dan akan rusak pada suhu tinggi dan
nonaktif pada suhu rendah (0°C atau di bawahnya), tetapi tidak rusak. Jika
suhunya kembali normal enzim mampu bekerja kembali. Sementara pada suhu tinggi
enzim rusak dan tidak dapat berfungsi lagi.
·
pH: Enzim bekerja optimal pada pH netral. Pada
kondisi asam atau basa, kerja enzim terhambat.
·
Hasil akhir: Kerja enzim dipengaruhi oleh hasil
akhir. Hasil akhir yang menumpuk menyebabkan enzim sulit “bertemu” dengan
substrat. Semakin menumpuk hasil akhir, semakin lambat kerja enzim
·
Zat penghambat: Selain hasil akhir, terdapat zat
lain yang dapat menghambat kerja enzim Zat yang dapat menghambat kerja enzim
itu disebut penghambat atau inhibitor. Zat tersebut memiliki struktur seperti
enzim yang dapat “masuk” ke substrat, atau ada yang memiliki struktur seperti
substrat sehingga enzim “salah masuk” ke penghambat tersebut. Hal itu
dijelaskan sebagai berikut: semisal enzim itu anak kunci, terdapat zat
penghambat (inhibitor yang):
a) Strukturnya mirip anak kunci (enzim), sehingga
zat penghambat itu dapat masuk ke dalam gembok (substrat)
b) bentuknya mirip gembnok, sehingga
enzim sebagai anak kunci “keliru masuk” ke gembok palsu Gambar enzim bekerja bolak-balik:
Substrat——————–sintesis———————-produk akhir——–>
<—–Substrat——————–sintesis—————-produk akhir
C. Penamaan Enzim
Enzim diberi nama sesuai dengan substratnya, dan diberi akhiran ase.
1. Enzim selulase adalah enzim yang dapat meng¬uraikan selulosa.
2. Enzim lipase menguraikan lipid atau lemak.
3. Enzim protease menguraikan protein.
4. Enzim karbohidrase menguraikan karbohidrat.
Karbohidrase merupakan suatu kelompok enzim Enzim yang termasuk karbohidrase adalah amilase yang menguraikan amilum (tepung) menjadi maltosa dan maltase yang menguraikan maltosa menjadi glukosa.
Ada 2 tata cara penamaan enzim yaitu secara sistematik (didasarkan atas reaksi yang terjadi), dan trivial (nama singkat).
Contoh: ATP + glukosa —> ADP + glukosa 6-fosfat
Nama sistematik:
ATP: Glukosa, 6-fosfat
Nama trivial: Heksokinase
lemak
Lemak merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan menurut ahli kesehatan tubuh memerlukan 20-30% lemak dari jumlah keseluruhan makanan yang kita konsumsi.
Berdasarkan sumbernya, lemak dapat digolongkan menjadi 2 jenis yakni lemak yang berasal dari hewan dan tumbuhan atau yang dikenal sebagai lemak nabati.
Lemak yang berasal dari hewan mengandung banyak kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol, yaitu lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi tubuh.
Lemak yang berasal dari hewan biasanya berbentuk padat berbeda dengan lemak nabati yang biasanya berbentuk cair.
Pandangan yang umum tentang lemak adalah sifatnya yang membahayakan kesehatan. Namun, tidak selalu seperti itu. Lemak memang dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Tetapi, dalam jumlah seimbang, lemak dapat memberikan manfaat penting bagi tubuh. Mari kita simak manfaat lemak dalam ulasan berikut
No comments:
Post a Comment